Tahun 2024 menjadi tahun transformasi besar bagi sektor properti. Tren global dan domestik menunjukkan peningkatan minat pada properti syariah dan inovasi signifikan pada properti konvensional. Di tengah tantangan ekonomi global, peluang tetap terbuka bagi investor dan pembeli yang memahami dinamika pasar. Artikel ini mengupas pandangan para ahli, termasuk Coach Risky Irawan, yang dikenal sebagai “Guru Para Guru Marketer Properti Syariah,” serta prediksi tren di tahun 2025.
1. Kilas Balik Properti di 2024
- Properti Syariah:
- Coach Risky Irawan menyebutkan, “2024 telah menunjukkan bahwa prinsip bebas riba bukan hanya menjadi pilihan religius, tetapi juga daya tarik bagi generasi muda yang mencari alternatif transparan dan adil dalam kepemilikan properti.”
- Fokus properti syariah meluas ke kota-kota satelit, seperti Bogor dan Bekasi, dengan proyek berbasis komunitas islami.
- Properti Non-Syariah:
- Menurut Dr. Ir. Hendra Wijaya (Ekonom Properti Indonesia), “Properti konvensional terus berkembang dengan mendorong konsep mixed-use development yang mengintegrasikan hunian, perkantoran, dan area komersial.”
- Properti di pusat kota besar tetap mendominasi, didukung oleh infrastruktur yang berkembang.
2. Tren Properti di Tahun 2025
- Properti Syariah:
- Menurut Coach Risky Irawan, “Tahun 2025 akan menjadi momentum besar untuk properti syariah. Kolaborasi pengembang dengan komunitas berbasis nilai-nilai Islam akan mempercepat pertumbuhan pasar ini.”
- Properti syariah semakin mengutamakan lingkungan islami dengan fasilitas ibadah dan pendidikan.
- Properti Non-Syariah:
- Emma Hill (Knight Frank, Eropa): “Properti konvensional akan berfokus pada keberlanjutan dan teknologi ramah lingkungan untuk memenuhi permintaan generasi milenial.”
- Apartemen pintar dengan sistem otomatisasi dan desain hemat energi menjadi tren utama.
3. Harapan Para Pencari Properti di Tahun 2025
Di tengah tantangan ekonomi global dan kebutuhan hunian yang terus meningkat, para pencari properti berharap adanya terobosan baru yang mampu menurunkan harga tanpa mengorbankan kualitas. Salah satu konsep yang mungkin diadopsi di sektor perumahan adalah Just in Time (JIT), sebuah metode produksi yang mengedepankan efisiensi dengan mengurangi pemborosan dan menyelaraskan produksi sesuai permintaan.
- Apa itu Just in Time?
Just in Time adalah metode yang digunakan dalam industri manufaktur untuk memproduksi barang hanya saat diperlukan, sehingga mengurangi biaya penyimpanan dan surplus stok. Jika diterapkan di sektor properti, konsep ini dapat mengarah pada:- Pengurangan biaya konstruksi dengan memesan bahan baku sesuai kebutuhan.
- Efisiensi waktu pembangunan melalui koordinasi yang lebih baik antara pengembang, pemasok, dan kontraktor.
- Pengurangan risiko proyek mangkrak karena fokus pada permintaan aktual.
- Apakah JIT Bisa Diterapkan di Sektor Properti?
- Dr. Ir. Andi Prasetyo (Ekonom Properti Indonesia): “Menerapkan konsep Just in Time di sektor properti memang menantang, tetapi dengan perkembangan teknologi dan manajemen yang lebih baik, ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menekan harga rumah.”
- Li Wei Zhang (Savills, Asia): “Jika pengembang bisa mengurangi biaya operasional tanpa mengurangi kualitas, harga properti yang lebih terjangkau bisa tercapai.”
- Harapan Konsumen
Dengan pengembangan strategi seperti Just in Time, konsumen berharap harga properti, terutama untuk kelas menengah dan bawah, bisa lebih terjangkau. Selain itu, pendekatan ini juga diharapkan mendorong pengembang untuk lebih fokus pada permintaan aktual dan kebutuhan lokal.
4. Pandangan Para Ahli tentang Peluang di 2025
Properti Syariah:
- Ahmad Fauzan (Praktisi Properti Syariah):
“Pasar properti syariah akan tumbuh di kawasan urban dengan pendekatan inklusif bagi generasi muda yang sadar pentingnya nilai-nilai syariah.” - Dr. Aisyah Halim (Ekonom Syariah):
“Kunci pertumbuhan ada pada edukasi masyarakat tentang keuntungan bebas riba dan fleksibilitas sistem pembiayaan syariah.” - Coach Risky Irawan:
“Kolaborasi antara pengembang dan pemasar adalah inti dari pertumbuhan berkelanjutan di sektor properti syariah.”
Properti Non-Syariah:
- Sarah Barnes (CBRE, USA):
“Permintaan untuk properti mixed-use dengan lokasi strategis akan terus meningkat.” - Li Wei Zhang (Savills, Asia):
“Pasar Asia akan didominasi oleh properti yang mengintegrasikan teknologi dan desain futuristik.” - Carlos Vega (RE/MAX, Latin America):
“Hunian hemat energi dan berbasis teknologi adalah masa depan sektor properti konvensional.”
Kesimpulan
Tahun 2025 adalah tahun harapan besar bagi sektor properti. Properti syariah menawarkan solusi berbasis nilai, sementara properti non-syariah menjawab kebutuhan teknologi dan gaya hidup modern. Dengan memahami tren, pembeli dan investor dapat mengambil langkah strategis untuk masa depan.
Call-to-Action (CTA)
- Kunjungi roraproperty.com untuk informasi lebih lanjut tentang properti di tahun 2025.
- Bagikan artikel ini untuk membantu keluarga dan teman memanfaatkan peluang properti terbaik di tahun mendatang!